Pengelolaan Sampah Di Negara Maju


Semua negara mengalami permasalahan sampah yang berbeda-beda.  Indonesia sebagai negara berkembang patut mencontoh Jepang.  Negara Jepang kita kenal dengan kedisiplinannya, Jepang sangat disiplin dalam mengelola sampah sangat jauh berbeda dengan negara kita.

Jepang telah membuat peraturan tentang pengelolaan sampah yang di oleh pemerintah kota.  Mereka menyiapkan dua buah kantong plastik besar dengan warna berbeda ada beberapa kategori lainnya untuk sampah, yaitu: botol PET, botol beling, kaleng, batu baterai, barang pecah belah, sampah besar dan elektronik yang masing-masing memiliki cara pengelolaan dan jadwal pembuangan berbeda.

Berbeda dengan kita di Indonesia, botol plastik yang telah kita gunakan harus kita remas sebelum di buang, itupun kadang masih banyak tidak melakukannya.  Di Jepang botol plastik yang telah digunakan sebelum dibuang label plastik yang menempel di botol itu kita copot dan penutup botol kita lepas, label dan penutup botol plastik harus masuk ke kantong sampah berwarna merah dan dibuang setiap hari kamis sedangkan botol PET dibuang di keranjang merah. Apabila dalam label itu ada label harga yang terbuat dari kertas, pisahkan label kertas tersebut dan masukkan ke kantong sampah berwarna hijau dan buang setiap hari Selasa. 

PEMILAHAN SAMPAH DI JEPANG

Selain pengelolahan sampah di rumah, departement store serta supermarket juga menyediakan kotak-kotak sampah untuk tujuan recycle yang sangat banyak, diiringi dengan tingginya kesadaran masyarakat jepang akan sampah membuat negara Jepang terhindar akan permasalah sampah yang serius.  Jepang juga dikenal dengan negara padat penduduk, namun bedanya dengan Indonesia, penduduk di Jepang lebih banyak yang cerdas akan kesehatan, kenyamanan, dan ketentraman di negaranya.

Selain mencontoh kedisiplinan Jepang kita dapat mencontoh pemanfaatan teknologi dari negara Belanda.  Pada abad ke-21 teknologi pembakaran sampah yang modern mulai diterapkan. Teknologi ini memungkinkan pembakaran tidak menimbulkan efek sampingan yang merugikan kesehatan.  Agar tujuan itu tercapai, sebelum dibakar sampah mesti dipilah-pilah, bahkan sejak dari rumah. Hanya sampah yang tidak membahayakan kesehatan yang boleh dibakar. Selain bisa memusnahkan sampah, ternyata pembakaran ini juga  diketahui dapat membangkitkan listrik. 


AMSTERDAM'S INSINERATOR


Hingga tahun 2012 Belanda telah mendirikan 12 pusat insinerator. Kedua belas pabrik insinerasi sampah ini mampu memroduksi energi sebesar 4.014 GWh untuk memasok kebutuhan listrik sekitar 800.000 rumah. Kedua belas pabrik insinerasi ini memiliki kapasitas mengolah hingga 7,6 juta ton total sampah. Kapasitas insinerator terbesar dimiliki oleh pabrik insinerasi sampah di Amsterdam yang mampu menghasilkan energi sebesar 1.000 GWh untuk mensuplai listrik ke sekitar 285.000 rumah.

Selain negara Jepang dan Belanda, masih banyak negara lain yang telah berhasil mengatasi permasalahan sampah mereka.

Apakah hal ini bisa juga dilakukan di Indonesia? Jawabnya tentu saja bisa.  Nyatanya sudah banyak negara yang melakukannya, semua negara tersebut berhasil melakukannya karena, berawal dari kebiasaan, hingga menjadi tradisi turun menurun yang di segani jika dilanggar.

Juga pemerintah turut berperan aktif untuk membangun kebiasaan ini bersama-sama, dan ini bukanlah hal yang mudah.  Di satu sisi karena pengelolaan sampah akan membutuhkan biaya yang tidak sedikit, di sini lain masyarakat masih perlu bimbingan dan penyuluhan terus menerus mengenai kesadaran hidup bersih dan cara mengelola sampah yang benar dan ramah lingkungan.

Yakinlah kita bisa melakukannya.




Previous
Next Post »

1 comments:

Click here for comments
July 17, 2016 ×

Bagus ya blognya keren. Sebenernya aku belum tau info ini, untung ada blog ini jd tau deh. Thanks adam maulana.

Selamat Unknown dapat PERTAMAX...! Silahkan antri di pom terdekat heheheh...
Balas
avatar
admin
Thanks for your comment